Jurnal
Pengaruh Pendekatan Multiple Intellegence terhadap Kemandirian Anak Retardasi Mental di SPLB-C YPLB Cipaganti Bandung
Sebuah Survey Rumah Tangga yang dilakukan oleh UNICEF dan University of Wisconsin (2008) memperoleh data bahwa terdapat 52,4% anak usia 6-9 tahun yang berada di sekolah mengalami disabilitas ketidakmampuan melakukan aktivitas harian secara mandiri. Kemandirian adalah hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain, target kemandirian pada anak retardasi mental adalah bagaimana menolong dirinya sendiri dengan cara bina diri. Melatih anak retardasi mental pasti lebih sulit karena perhatiannya mudah terinterupsi, untuk mengikat perhatian mereka adalah dengan merangsang indera sesuai dengan multiple Intellegence yang dimilikinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan multiple Intellegence terhadap kemandirian anak retardasi mental di SPLB-C YPLB Cipaganti Bandung. Rancangan penelitian quasi eksperimen dan sampel adalah 11 orangtua anak retardasi mental program C1 di SPLB-C YPLB Cipaganti Bandung, pengumpulan data dilakukan pre dan post test. Hasil menunjukkan adanya pengaruh pendekatan multiple intellegence terhadap kemandirian anak retardasi mental namun tidak ada perbedaan yang bermakna (p value > 0,05). Dominan multiple Intellegence adalah musik, kemampuan perawatan diri anak retardasi mental mengalami perubahan menjadi supportive educative, dukungan yang diperlihatkan mengalami hasil yang tidak tetap, sehingga disarankan perawat anak sebagai pemberi asuhan keperawatan mulai memperhatikan pentingnya pendekatan multiple Intellegence pada anak retardasi mental atau anak dengan kebutuhan khusus lainnya.
No copy data
No other version available